Sedang yang belakang ada setelan preload 5 tingkat yang bias disesuaikan dengan berat badan pengendara.
Meski kecil, handling motor ini tak selincah yang dibayangkan. Dimensinya hanya sebesar Honda Vario, tapi ternyata wheelbase-nya lebih panjang dari Yamaha NMAX. Mencapai 1.380 mm, sedang NMAX hanya 1.340 mm.
Efeknya, ketika dipakai putar balik tidak selincah skutik kecil. Tapi kelebihannya, saat dipakai menikung parabolik sambil berakselerasi kencang, motor tetap stabil.
Untuk selap-selip di kemacetan masih okelah, tentunya karena bobot hanya 120 kg saja.
Selain itu, posisi dinamo dan baterai yang benar-benar di tengah, dipadu dengan penempatan beberapa komponen elektronik lain di kolong dek pijakan kaki, sukses membuat center of gravity mendekat ke bumi. Hal ini juga dipastikan membuat handling-nya makin menyenangkan.
Remnya karena ini adalah varian standar, belum ada ABS. Tapi sudah pakai rem cakram di kedua roda.
Malah yang depan pakai kaliper Brembo 2 piston, sedang belakang pakai kaliper 1 piston. Feeling-nya pakem, meski jarak main tuas remnya terasa dalam.
FITUR & TEKNOLOGI
Paling beda dari motor ini adalah cara menghidupkannya. Jangan harap menemukan lubang kunci atau kenob keyless. Di AE8 ini pakai kartu basis teknologi NFC (Near Field Communication).
Untuk menyalakan sistem kelistrikan, tinggal ditap atau ditempel ke belakang setang yang ada tulisan NFC-nya.
Sekali tap, speedometer menyala, tinggal tekan tombol engine on dibarengi tarik tuas rem, motor sudah ready untuk berjalan.
Bagaimana cara mematikannya? Tap sekali lagi, atau turun saja dari motor. Sensor di jok akan membaca tidak ada pengendara maka secara otomatis sistem akan dimatikan.
Jadi saat di parkiran, tak usah ragu untuk meninggalkan motor begitu saja, secara otomatis pasti terkunci.
Sebelum sistem mati, headlamp masih akan terus menyala beberapa detik mirip fitur lampu follow me home di mobil-mobil mewah. Menerangi garasi beberapa saat sampai kita masuk ke dalam rumah.
Bagaimana cara mengunci setang? Dalam kondisi sistem mati, belokkan saja setangnya ke kiri, maka secara otomatis akan terkunci. Keren kan! Atau ketika turun dari motor setang dalam posisi belok, jika ditinggal juga otomatis setang terkunci.
Panel indikator pada AE8 tipe terendah ini masih LCD 5 inci. Isinya ada info kecepatan, odometer, tripmeter, jam, suhu sekitar, sisa kapasitas baterai dalam persentase, namun terdapat pula info konsumsi listriknya dalam satuan watt/km.
Yang agak aneh headlamp-nya. Karena belum automatic headlamp on (AHO), jadi masih pakai sakelar.
Sayangnya saat sakelar lampu atau DRL dinyalakan, sorot speedometer jadi meredup. Asumsinya saat lampu menyala di malam hari jadi tidak menyilaukan. Tapi di Indonesia yang harus menyalakan lampu di siang hari, visibilitas ke speedometer jadi berkurang.
Instrument digital negative display ini juga bisa terhubung dengan telepon pintar lewat aplikasi dari Zeeho Link.
Ada beberapa fungsi dari aplikasi, contohnya posisi parkir, navigasi, anti-theft dan pengingat servis. Bahkan aplikasinya juga bias untuk menyalakan dan mematikan motor.
Selain itu, di setang kiri juga terdapat tombol bertuliskan Adj dan Set untuk mengganti info odometer dan mengatur tingkat kecerahan layar.
Ada juga tombol untuk membuka jok dengan lambang bagasi terbuka, di sampingnya ada tombol cruise control mirip di moge-moge turing atau mobil mewah.
Cara menggunakannya, tahan gas di kecepatan tertentu, kemudian tekan tombol cruise control. Maka secara otomatis motor melaju di kecepatan yang sudah ditentukan tanpa harus memutar selongsong gas.
Berguna banget ketika harus jalan pelan menghemat baterai, tangan gak perlu pegal jalan pelan sambil menahan putaran gas hehe...
Fitur akomodasi ada beberapa, pertama ada gantungan barang di bawah setang. Yang sayangnya bagian ujungnya tanpa pengait pengaman, jadi barang yang digantungkan ada kemungkinan lepas dan jatuh ketika motor terguncang.
Lalu ada laci penyimpanan di sisi bawah setang kiri, yang ukurannya mini tapi sudah ada 2 buah power outlet, model USB dan type C. Sayangnya smartphone gak muat masuk ke dalamnya.
Di bawah jok juga ada bagasi yang cukup besar. Namun hanya pas untuk membawa tas berisi charger dan jas hujan atau sarung tangan.
Jika charger ditinggal di rumah, cukuplah untuk memasukkan jaket riding.
Data spesifikasi:
Tipe mesin: IPM Electric
Sistem pendinginan: cairan
Tenaga maksimal: 16,8 dk (12,5 kW)
Torsi maksimal: 218 Nm
Jangkauan: 190 km
Penggerak akhir: belt
Baterai: lithium-ion 69 V 32 Ah
P x L x T: 1.900 x 735 x 1.090 mm
Jarak sumbu roda: 1.380 mm
Bobot: 120 kg
Rem depan: cakram kaliper Brembo 2 piston
Rem belakang: cakram kaliper 1 piston
Suspensi depan: teleskopik
Suspensi belakang: ganda
Ban depan: 100/8012
Ban belakang: 120/70-12
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR